Resti intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas adalah penurunan kapasitas fisiologis seseorang untuk mempertahankan aktivitas sampai ketingkat yang diinginkan atau diperlukan.
Batasan karakteristik :
Mayor
- Perubahan respon fisiologis klien terhadap aktivitas yang dilakukan
- Pernafasan : dispnea ( frekuensi nafas mieningkat berlebihan )
- Nafas pendek ( penurunan frekuensi )
- Nadi : lemah, menurun, peningkatan berlebehan, peningkatan irama,gagal untuk kembali ketingkat sebelum aktivitas setelah 3 menit
- Tekanan darah : gagal meningkat dengan aktivitas, diastolik terjadi peningkatan lebih dari 15 mmHg
Minor :
- Kelelahan,kelemahan, sianosis atau pucat, kacau mental, vertigo
Data Subyektif:
- Kelemahan
- Kelelahan
- Dispnea
- Kurang tidur
Data Obyektif:
- Kaji kekuatan dan keseimbangan ,evaluasi kemampuan individu untuk:
- Mengubah posisi sendiri di atas tempat tidur
- Ambulansi
- Melakukan ADL (activity daily living) atau aktivitas kehidupan sehari hari
- Kaji terhadap adanya :
- Pucat
- Sianosis
- Kacau mental
- Vertigo
(Carpenito,1998)
Intervensi Keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mengidentifikasikan faktor-faktor resiko dan kekuatan individu yang mempengaruhi toleransi terhadap aktivitas
- Berpartisipasi dalam progam rehabilitasi untuk meningkatkan kemampuan untuk beraktivitas
- Mampu memilih beberapa alternatif untuk mempertahankan tingkat aktivitas
Intervensi:
- Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan gerak
R/ sebagai dasar untuk memberikan alternativ dan latian gerak yang sesuai dengan kemampuannya
- Rencanakan tentang pemberian progam latihan sesuai kemampuan pasien
R/ latihan pergerakan dapat meningkatkan otot dan stimulasi sirkulasi darah
- Berikan diet tinggi kalsium
R/ membantu mengganti kalsium yang hilang
- Ajarkan klien tentang bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari
R/ untuk meningkatkan pergerakan dan melakukan pergerakan yang aman
- Libatkan keluarga untuk melatih mobilitas pasien
R/ untuk mendukung pasien
- Konsultasikan dengan ahli teapi fisik
R/ bermanfaat dalam mengembangkan progam latihan individual dan mengidentifikasi kebutuhan alat untuk menghilangkan spasme otot, meningkatkan fungsi motorik, mencegah / menurunkan atrofi dan kontraktur pada sistem muskular
(doengoes, 2000)
Itulah tadi beberapa intervensi yang bisa sobat coba untuk praktekkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Ingat bahwa kesembuhan pasien adalah yang utama.
Baca juga:
1. Pengertian dan Intervensi Diagnosa Keperawatan Resti Infeksi
2. Diagnosa Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
Selamat belajar, semoga sukses.
Setelah Membaca silahkan tinggalkan Komentar dibawah yah
EmoticonEmoticon